TobaTimes, Tapteng - Sarina Hutagalung (62), warga Desa Rampah, Kecamatan Sitahuis, Tapanuli Tengah (Tapteng) menjadi korban perampokan, Rabu (29/3) sekira pukul 4.00 WIB dini hari. Dinihari itu, komplotan rampok menyatroni rumahnya. Dia lolos karena melompat ke jurang di belakang rumahnya.
Sarina Hutgalung dirawat di RS. |
Sarina mengalami luka koyak pada kepala sebelah kiri dan lecet di seluruh tubuh. Kini ia dirawat di rumah sakit Metta Medika Kota Sibolga. Saat ditemui di ruang IGD, Sarina mencoba bercerita kronologis kejadian tersebut. Pada saat kejadian, dia sedang tidur sendiri di rumahnya. Tiga anak laki-lakinya yang berprofesi sebagai supir sedang bekerja ke luar kota.
Sekira pukul 4.00 WIB pagi, dia bangun karena mendengar ketukan di pintu. Namuin dia tidak langsung membuka karena ketukan di pintu seperti dipaksa dan digedor. "Pintu terus ditokok-tokok, tapi tak bisa terbuka karena kugembok dari dalam. Kuambil parang dan cuka untuk jaga-jaga," katanya.
Sesaat kemudian, tidak ada lagi terdengar suara. Dia berfikir perampok sudah pergi. Lalu dia bergerak ke arah belakang. Saat itulah tiba-tiba muncul cahaya dari sela-sela papan rumahnya dan menyorot dirinya. Akibat ketakutan karena ketahuan keberadaannya di rumah, dia membuka jendela dapur dan langsung melompat. Dia sudah tidak befikir lagi bahwa dia melompat ke jurang. Dia jatuh dan berguling-guling ke dalam jurang.
Sambil menahan sakit pada sekujur tubuh, dia mencoba bangkit dan melangkah mencari pertolongan. Awalnya dia masuk ke kebun salak dan dia memandang ke arah jalan dan melihat ada cahaya mengarah padanya. Dia yakin itu bukan lampu kendaraan, melainkan senter perampok yang mencoba memburunya, diapun merunduk agar tidak ketahuan.
Dalam hati dia berkata, dia lebih memilih mati di semak belukar ketimbang mati di tangan para perampok. Diapun mencoba mundur secara perlahan. Tanpa dia sadari, dia terjatuh dan berguling hingga ke sungai. Dia merasakan sakit pada kepalanya. Meski demikian, dia mencoba membaringkan badan di sebuah batu untuk memperoleh kembali tenaganya.
"Aku terus mundur, rupanya ada jurang, jatuhlah aku berguling-guling sampai ke sungai. Ah, tidurlah dulu aku di batu ini, pikirku, karena sudah capek kali aku,” katanya.
Sekira pukul 6.00 WIB, dia terjaga dan melihat hari sudah mulai terang. Dia lalu memaksakan diri berjalan. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah kebun karet yang sudah tersadap. Dia berharap pemilik kebun datang dan dia segera mendapat pertolongan.
Ternyata benar, tak berapa dia melihat seorang wanita teman sekampungnya. Diapun memanggil dan meminta tolong. Akhirnya dia diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.
Kapolsek Pandan AKP Parohon Tambunan membantah adanya perampokan. Dari hasil pemeriksaan, diperoleh keterangan dari anaknya bahwa kejadian itu hanya ilusi. Sebab, di daerah itu sedang marak isu perampok alias jogat dalam istilah warga sekitar. Bah, cemananya?
Meski begitu, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terhadap kejadian tersebut. "Tapi, sampai sekarang masih kita selidiki. Yang pasti, tidak ada perampokan, hanya ilusi dia," ujarnya. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment