2.6.17

Dijambret, Ibu dan Putrinya Terhempas ke Aspal


TobaTimes, Sibolga - Tina Saur Marisi Simanjuntak (36) dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan pada bagian kepalanya. Putrinya, Jelita Winda Sari Manurung (13), juga mendapat perawatan karena luka lecet. Mereka terjatuh dan terhempas ke aspal pada Kamis (1/6) sekira pukul 10.15 WIB akibat aksi jambret.

Korban dirawat di RS.
Menurut warga, aksi penjambretan terjadfi di depan sekolah swasta Tri Ratna di jalan S Parman. Tiba-tiba dia mendengar suara Tina berteriak minta tolong sambil mengendarai sepeda motor. "Dari depan Tri Ratna kulihat, dia (Tina) teriak, rampok, rampok, sambil naik kreta," kata seorang saksi mata.
Dia juga mengaku melihat 2 orang pria naik sepeda motor berada di depan Tina. Menurutnya, saat itu Tina sudah di jambret dan dia sedang mengejar pelaku yang lari ke arah ujung Sibolga. "Memang kulihat ada 2 laki-laki naik kreta di depannya, mungkin ngejar itu dia, ditancapnya terus gasnya," ungkapnya.

Tiba di simpang 4 antara jalan Zainul Arifin dan jalan Fl Tobing masih kata dia menceritakan kejadian tersebut, Tina dan putrinya terjatuh. Diduga, karena kalut, Tina tidak menyadari kalau ada gundukan yang cukup tinggi di depannya dan masih saja penarik gas sepeda motornya dengan cukup dalam. "Kuikutinya tadi dari belakang, korban ini tancap gas kencang kali. Kan pas simpang itu tanjakan, gundukannya kan tinggi, sementara dia terus tancap gas, melayanglah. Akhirnya jatuh," pungkasnya.

Usai mendapat perawatan, Tina dengan terbata-bata menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya. Agak berbeda dengan keterangan warga tadi, warga Sarudik ini mengaku kalau dia sempat tarik-tarikan dengan penjambret. "Tarik-tarikan kami tadi, sampai terjatuhlah kami," katanya sambil menahan sakit pada tubuhnya.
Diterangkannya, saat itu, dia dan putrinya melaju dari arah Tri Ratna menuju arah Simaremare. Dompetnya dipegang oleh putrinya dan ditaruh ditengah, diantara keduanya. Di sekitar Bank Sumut, 2 orang pria mengendarai sepeda motor menarik dompet yang dipegang putrinya. Dia yang mengetahuinya tidak tinggal diam dan mencoba memberikan perlawanan. "Dijepitnya ditengah dompetku itu. Dirempetnya aku terus. Ditariknya dari tengah, kutarik lagi, sampai kami jatuh dan mereka (penjambret) lari membawa dompet itu," ungkapnya.

Sambil menangis, wanita yang sudah ditinggal mati suaminya ini mengaku kepada petugas kepolisian kalau dirinya sudah tidak punya uang lagi untuk membayar perobatan mereka. Karena, uang yang hanya Rp450 ribu yang dia punya sudah dibawa kabur penjambret. "Gak ada uangku pak. Cuma Rp450 ribunya tadi uangku didalam dompet itu, sudah hilang. apalah kubuat bayar perobatan ini. Suamikupun sudah gak ada lagi, yatim piatunya itu anakku itu sekarang," isak wanita yang kesehariannya bekerja sebagai buruh kasar ini sambil menatap putrinya yang juga terbaring disisi kanannya. (TT/int)

0 comments:

Post a Comment